3. Fase pengembangan (1992 s/d 2008)
Perubahan nama IPM ke IRM beriringan dengan situasi pembangunan PJPT I (Pembangunan Jangka Pendek Tahun I) dan akan memasukin tahun II. Banyak hasil yanng diperleh bangsa Indonesia pada PJPT I ini. Diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan pesat,stabilitas nasional yang semakin kuat dan tingkat pendidikan ,kesehatan serta sosial ekonomi masyarakat semakin baik.
Namun demikian ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh bangsa Indonesia melalui PJPT II antara lain : masalah pemerataan pembangunan dan kesenjangan ekonomi,demokratisasi,ketertinggala IPTEK,permasalahan sumber daya manusia dan penegak hukum kedisiplinan. sementara itu di era 90-an semakin maraknya kesadaran ber-islam diberbagai kalangan masayarakat muslim di Indonesia.
Kemudian disamping itu juga peran umat muslim dalam berbangsa dan bernegara sangat dibutuhkan. Dengan kondisi yang seperti itu banyak memberikan peluang bagi IRM untuk dapatr berkiprah lebih baik lagi. Pada sisi lain,kemajuan teknologi komunikasi dan informasi semakin membawa manusia ke arah globalisasi yang membawa banyka perubahan pada berbagai sisi kehidupan manusia. Mulai dari tatanan sosial,politik,budaya dan ekonomi banyak perombakan drastis.
Salah satu dampak terbesar perubhan ekonomi Indonesia yaitu liberalisasi ekonomi. Liberalisasi sebagaimana telah diputuskan dalam konferensi APEC merupakan kebijakan yang tidak terelakkan karena mulai tahun 2003 mendatang Indonesia harus memasuki era AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang dilanjutkan pada tahun 2020 dalam skema liberalisasi asia pasifik. Pengaruh liberalisasi ekonomi ini akan berdampak luar tidak hanya dala aspek ekonomi saja,tetapi juga dalam kehidupan sosial,politik dan budaya.
Salah satu dampak yang sekarang dirasakan adalah munculnya krisis moneter yang terjadi di Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur. Munculnya kiris yang dimulai dengan timbulnya depresi mata uang,disebabkan oleh ketidakpastian perangkat suprastruktur dan infrastruktur baik ekonomi maupun politik dalam mengantisipasi dampak globalisasi perdanagan. Fenomena ini kemudia memunculkan tuntutan reformasi dibidang ekonomi dan politik sebagai persyaratan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan persoalan krisis.
Di Indonesia sebagai salah satu negara yang terkena krisis cukup parah juga muncul tuntutan reformasi. Fenomena reformasi yang dituntut masyarakat Indonesia adalan reformasi yang mendasar diseluruh bidang baik bidang ekonomi,budaya,politik hingga reformasi moral. Tuntutan reformasi ini jelas mendesak IRM untuk melakukan peran dan fungsinya sebagai organisasi keagamaan dan dakhwah dikalangan remaja menjadi lebih aktif dan responsif terhadap perkembangan perjalanan bangsa menuju masyarakat dan pemerintahan yang bersih dan modern.
Dalam kondisi yang demikianlah IRM memasuki fase pengembangan,yaitu perkembangan pasca perubahan nama IPM menjadi IRM hingga terselenggaranya Muktamar XII. Diharapkan nantinya IRM telah mencapai kondisi yang relatif mantak baik secara mekanisme keorganisasian maupun mekanisme kepemimpinan. Sehingga daripada itu IRM mampu secara optimal menjadi wahana penumbuhan dan pengembangan potensi sumber daya remaja.
Pengelolaan sumber daya yang dimiliki Ikatan Remaja Muhammadiyah harus didukung dengan adanya penigkatan kapasitas kualitas pemimpin,mekanisme kerja yang kondusif yang seiring dengan kemajuan zaman,serta pemantapan dan pengembanagn gerak Ikatan Remaja Muhammadiyah yang berpandangan kedepan namun tetap dijiwai oleh akhlak mulia.
IRM dituntut untuk dapat menyiapkan dasar yang kokoh baik secara intitusional maupun personal sehingga tercipta komunitas yang kondusif bagi para remaja sehingga dapat menghadapi setiap perkembangan zaman.
Source : https://ipm.or.id/sejarah-ikatan-pelajar-muhammadiyah/
Dokumentasi Muktamar IPM Source:https://media.kompas.tv/library/image/content_article/article_img/20200304121031.jpg |
0 Kritik dan saran:
Posting Komentar