Foto Muktamar IPM (02-07 Juni 2010,Bantul,Yogyakarta) Source : https://ipm.or.id/sejarah-ikatan-pelajar-muhammadiyah/ |
Sejarah perkembangan IPM mulai dari pembentukan mengalami dinamika yang sangat luar biasa. sehingga menyebabkan IPM berganti nama menjadi IRM dan kemudian kini telah menjadi IPM kembali. Tentu semua itu dialami karena sangat banyak pertimbangan baik secara nasional dan global. Dalam proses perkembangan IPM juga dibagi menjadi empat fase perkembangan,yaitu :
1. Fase pembentukan (1961 s/d 1976)
Kelahiran IPM pada tahun ini yakni dahulu dimasa pertentangan idiologis yang sangat menonjol. Keadaan yang demikian menyebabkan terjadinya polarisasi kekuatan baik dipemerintahan maupun dimasyarakat.
Dalam situasi ini IPM lahir dan terbentuk secara sendirinya. maka tak heran jika IPM pada tahun ini berfokus pada satu-kesatuan pelajar di seluruh indoneasia agar masuk dalam wadah IPM. Upaya menemukan karakter dan jati diri sebagai gerakan kader banyak menjadi sorotan pada waktu itu.Upaya ini mulai dapat terwujud setelah IPM merumuskan khittah perjuangan IPM,identitas diri dari IPM dan pedoman perkaderan IPM. (hasil muktamar ke-2 di Palembang tahun 1969).
Fase pembentukan ini diakhiri dengan berhasilnya IPM membentuk sistem perkaderan ikatan (SPI) hasil seminar Tomang tahun 1976 di Jakarta. dengan SPI yang telah dirumuskan tersebut,maka semakin terwujudlah bentuk struktur keorganisasian IPM secara lebih nyata sebagai organisasi kader dakwah yang otonom dari persyarikatan Muhammadiyah.
2. Fase penataan (1976 s/d 1992)
IPM memasuki fase penataan ketika Indoneasi tengah bersemangat mencanangkan pembangunan ekonomi sebagai panglima dan memandang bahwa gegap gempita persaingan ideologi dan politik harus segera diakhiri jika bangsa Indonesia ingin memajukan dirinya. Keadaan pada masa itu menghendaki adanya monoloyalitas dan berbangsa dan bernegara dengan mengedeoankan stabilitas nasional sebagai syarat pemabangunan yang tidak bisa ditawar lagi.
Dalam keadaan seperti ini,organisasi yang sudah lahir sebelum orde baru mau tidak mau harus segera bisa untuk menyesuaikan diri. Salah satu kebijakan pemerintah yang berimbas pada IPM yakni tentang OSIS sebagai satu-satunya orgnaiasi pelajar yang eksis di sekolah. keadaan ini menyebabkan IPM mengalami kendala dalam mengembangkan keberadaanya secara lebih leluasa dan terbuka.
Agenda permasalahan IPM ialah karna OSIS adalah satu-satunya yang boleh eksis di sekolah. Hasilnya semua organisasi yang menggunaka kata pelajar harus diganti dengan nama lain. pada awalnya IPM dan organisasi sejenis ingin tetap konsisten menggunakan kata pelajar dengan berharap segera ada peninjaauan kembali dimasa mendatang.
Namun konsistensi itu kemudian ternyata menghambat pegerakan IPM terutama kegiatan pada sekala nasional. Disamping itu orgnisasi lain yang senasib dengan IPM satu-persatu mulai menyesuaikan diri,sehingga IPM merasa sendirian berjuang. Disatu sisi IPM juga perlu merubah visi dan orientasi serta mengembangkan gerak organisasi secara luas dari ruang lingkup pelajar ke dunia keremajaan sebegai tuntutan perubahan dan perkembangan zaman.
Maka tanggal 18 November 1992 berdasarkan SK PP Muhammadiyah N. 53/SK-PP/IVB/1.b/1992 Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara resmi berubah menjadi Ikatan Remaja Muhamamdiyah.
0 Kritik dan saran:
Posting Komentar